Selasa, 28-10-2025
  • Selamat datang di website resmi Yayasan Fatahillah SumberkerangSelamat datang di website resmi Yayasan Fatahillah SumberkerangSelamat datang di website resmi Yayasan Fatahillah SumberkerangSelamat datang di website resmi Yayasan Fatahillah SumberkerangSelamat datang di website resmi Yayasan Fatahillah SumberkerangSelamat datang di website resmi Yayasan Fatahillah SumberkerangSelamat datang di website resmi Yayasan Fatahillah SumberkerangSelamat datang di website resmi Yayasan Fatahillah SumberkerangSelamat datang di website resmi Yayasan Fatahillah SumberkerangSelamat datang di website resmi Yayasan Fatahillah Sumberkerang
  • Selamat datang di website resmi Yayasan Fatahillah SumberkerangSelamat datang di website resmi Yayasan Fatahillah SumberkerangSelamat datang di website resmi Yayasan Fatahillah SumberkerangSelamat datang di website resmi Yayasan Fatahillah SumberkerangSelamat datang di website resmi Yayasan Fatahillah SumberkerangSelamat datang di website resmi Yayasan Fatahillah SumberkerangSelamat datang di website resmi Yayasan Fatahillah SumberkerangSelamat datang di website resmi Yayasan Fatahillah SumberkerangSelamat datang di website resmi Yayasan Fatahillah SumberkerangSelamat datang di website resmi Yayasan Fatahillah Sumberkerang

Opini MTs Fatahillah

Diterbitkan : - Kategori : Berita Terkini / Berita Viral / Info Seputar Yayasan / Pendidikan

“Bercermin Sebelum Masuk Kelas”

“Guru” adalah sosok yang dalam dunia pendidikan dikenal sebagai digugu lan ditiru—disegani dan dijadikan teladan. Namun, kenyataannya tidak semua yang mengajar pantas digugu dan ditiru. Ada yang tiba-tiba menjadi guru, mendadak mengajar tanpa pernah belajar cara mendidik. Ia bangga menyandang gelar, namun hampa dari makna. Hadir di ruang kelas, tapi tak tahu ke mana arah pendidikan harus dibawa. Bahkan, ia lupa materi pelajaran yang seharusnya diajarkan—naifnya, malah bertanya pada murid: “Sampai di mana kita belajar terakhir?”

Ia fasih berbicara di depan murid, namun lupa memperbaiki diri di hadapan Ilahi.Padahal, mendidik bukan sekadar menyampaikan pelajaran, tetapi menumbuhkan jiwa dan membentuk akhlak. Jika belum mampu mendidik diri sendiri, bagaimana mungkin bisa membentuk generasi yang utuh?

Menjadi guru bukan hanya soal lulus seleksi atau hadir setiap hari.

Guru sejati hadir dengan kesadaran, ketulusan, dan kesiapan—baik secara materi maupun batin.

Ia terus belajar, siap memperbaiki diri, dan berani bercermin dari setiap kekeliruan. Ia membutuhkan hati yang lembut untuk mengasuh, telinga yang peka untuk mendengar, dan akal yang jernih untuk membimbing.

Jangan menjadi guru karena terpaksa oleh keadaan. Jadilah pendidik karena kesadaran dan pilihan. Bangun kesiapan batin, isi ilmu dengan keikhlasan, dan hiasi langkah dengan keteladanan.

Sebab, guru sejati bukanlah mereka yang hanya berdiri di depan kelas, tetapi mereka yang mampu menyalakan cahaya di hati muridnya.

Mendidik bukan tentang apa yang kamu ajarkan, tapi siapa dirimu saat mengajarkannya.”

#GuruYayasanFatahillah

#MTsFatahillahSumberkerang

0 Komentar

Beri Komentar

Balasan