Selasa, 28-10-2025
  • Selamat datang di website resmi Yayasan Fatahillah SumberkerangSelamat datang di website resmi Yayasan Fatahillah SumberkerangSelamat datang di website resmi Yayasan Fatahillah SumberkerangSelamat datang di website resmi Yayasan Fatahillah SumberkerangSelamat datang di website resmi Yayasan Fatahillah SumberkerangSelamat datang di website resmi Yayasan Fatahillah SumberkerangSelamat datang di website resmi Yayasan Fatahillah SumberkerangSelamat datang di website resmi Yayasan Fatahillah SumberkerangSelamat datang di website resmi Yayasan Fatahillah SumberkerangSelamat datang di website resmi Yayasan Fatahillah Sumberkerang
  • Selamat datang di website resmi Yayasan Fatahillah SumberkerangSelamat datang di website resmi Yayasan Fatahillah SumberkerangSelamat datang di website resmi Yayasan Fatahillah SumberkerangSelamat datang di website resmi Yayasan Fatahillah SumberkerangSelamat datang di website resmi Yayasan Fatahillah SumberkerangSelamat datang di website resmi Yayasan Fatahillah SumberkerangSelamat datang di website resmi Yayasan Fatahillah SumberkerangSelamat datang di website resmi Yayasan Fatahillah SumberkerangSelamat datang di website resmi Yayasan Fatahillah SumberkerangSelamat datang di website resmi Yayasan Fatahillah Sumberkerang

GURU ADALAH PENDIDIK, BUKAN PENGHARDIK

Diterbitkan : - Kategori : Uncategorized
Muslimin, M.Pd.I (Kamad) Bersama murid MTs Fatahillah Sumberkerang

Wahai diriku…Guru yang setiap hari berdiri di hadapan anak-anak yang polos dan penuh harapan, ingatlah tugasmu mendidik, bukan menghardik.

Setiap anak yang kau temui memiliki cerita dan kodratnya masing-masing. Mereka diciptakan bukan untuk menjadi salinan satu sama lain. Mereka datang dengan irama tumbuh yang berbeda-beda, dan tugasmulah untuk menuntun mereka tumbuh sesuai kodratnya — bukan menarik paksa agar cepat seperti keinginanmu.

Jangan biarkan lelah dan tekanan membuatmu lupa bahwa mendidik bukan sekadar mentransfer pengetahuan, tetapi membangun jiwa dan menyalakan semangat belajar.Jangan biarkan nada suara yang tinggi, tatapan tajam, atau teguran yang menyakitkan menjadi caramu memperbaiki.Sebab sesungguhnya, luka dalam hati karena kata-kata yang kasar bisa lebih dalam daripada luka karena kesalahan mereka dalam menjawab soal.

“Pendidikan adalah tuntunan, bukan paksaan.”— Ki Hadjar Dewantara

Ingatlah pula nasihat hikmah dari para bijak:

ربوا أولادكم لزمان غير زمانكم، فإنهم خلقوا لزمان غير زمانكم

Rabbu awlâdakum lizamânin ghaira zamânikum, fa innahum khuliqû lizamânin ghaira zamânikum

“Didiklah anak-anak kalian sesuai dengan zamannya, karena mereka diciptakan untuk zaman yang berbeda dari zaman kalian.”

Anak-anak bukan bejana kosong yang siap diisi.

Mereka adalah benih yang telah membawa potensi, dan kaulah tukang kebunnya.

Kau tidak bisa memaksa pohon mangga berbuah seperti pohon jambu, atau mempercepat mekarnya bunga sebelum waktunya.

Yang bisa kau lakukan hanyalah menyirami, memberi cahaya, dan menunggu dengan penuh harap dan kesabaran.

Maka wahai diriku, jika suatu hari engkau tergoda untuk marah, menyindir, atau menghakimi… berhentilah sejenak.Ingat, mereka tidak butuh teorimu yang sempurna — mereka butuh hatimu yang lapang.

Mereka butuh dirimu yang memahami bahwa jatuh, lambat, salah, dan bingung adalah bagian dari belajar. Jangan paksa mereka dewasa sebelum waktunya.

Dampingilah mereka, tuntun mereka dengan kasih, dan percayalah bahwa dalam setiap anak ada cahaya yang akan bersinar bila engkau memberinya ruang.

Teruslah belajar menjadi guru yang mendidik dengan hati,karena mendidik adalah tentang mencintai proses, bukan hanya mengejar hasil.

Dan cinta,tidak pernah tumbuh dari suara yang menghardik,tetapi dari jiwa yang sabar, bijak, dan penuh pengertian.

#Matsama2025

#MtsFatahillah

0 Komentar

Beri Komentar

Balasan